Dakwaan |
pada hari kamis tanggal 24 agustus 2023 sekitar jam 08.30 wita saat itu saya sedang berada di Tanah milik Paroki dan memarkir mobil saya di tanah tersebut, pada saat saya masih berada didalam mobil adik perempuan agnes ni wayan seputri datang duluan lalu beberapa menit kemudian ibu kandung perempuan agnes ni wayan seputri datang lalu tidak lama kemudian perempuan agnes ni wayan seputri datang juga lalu lelaki Valen Benediktus i Made Aprisa mengatakan ”buat apa bapak” saya jawab ”lagi sorong batu, mau buat jalan ke tanah saya dibelakang” dijawab lagi ”tidak bisa, dilarang , tanah itu tidak bisa dijual” saya jawab ”tanah itu tanah bawaan” dijawab ”tapi saya kan bapak punya anak” saya jawab ”kamu saya sudah fikirkan juga kedepannya” dan kemudian dibantah ””itu tidak bisa dijual dan tidak bisa buat jalan” dan ibu kandunnya/mantan istri saya mengatakan ”kamu bikin malu, mau jual tanah umat” saya jawab ”saya tidak mengambil tanah umat, hanya saya mau buat jalan” kemudian perempuan agnes ni wayan seputri mendekati saya dan mengatakan ”siapa yang menyuruh” saya jawab ”tidak ada menyuruh, hanya niat saya saja” kemudian saya duduk di kursi depan mobil milik saya dalam keadaan pintu mobil terbuka lalu perempuan agnes ni wayan seputri memegang kerak baju saya dengan tangan kiri lalu tangan kanannya meramas jari telunjuk tangan kiri saya lalu saya mengatakan ”kenapa kamu buat seperti ini, tunggu” lalu saya mengambil hand pone milik saya di celana saya, kemudian saya berencana memfoto namun tidak jadi karena saat itu pr. agnes ni wayan seputri langsung merampas Hand pone milik saya yang saya pegang saat itu lalu diberikan kepada ibu kandungnya, setelah itu Pr. agnes ni wayan seputri mengancing leher saya dengan tangan kanan karena saat itu saya sudah turun dari tempat duduk mobil, kemudian saya berusaha untuk melepaskan kancingan tersebut setelah itu saya naik ke mobil namun dilarang untuk naik kemobil, setelah itu saya berjalan menghindar menuju kejalan AKD kemudian mencegat ojek namun dilarang juga ojek tersebut untuk mengantar saya, lalu saya kembali mencegat ojek yang kedua dan setelah itu pergi ke Desa Werdhi agung |